dua ribu dua puluh

heihalo!

2020 yang sangat berkesan bagi dunia.

siapa yang menyangka dunia bisa ‘beristirahat’ selama ini. setahun, dan katanya akan lebih berat di 2021. duh, bahkan aku belum sempat mudik. yang artinya aku juga sangat membatasi bertemu dengan rangorang. kalau diajak, atau mau pergi ingetnya, mudik aja belum, moso mau pepergian.

banyak orang bilang, sehat dan bisa bertahan sejauh ini saja sudah sangat bersyukur. memang benar, meski aku yakin banyak sekali perubahan-perubahan yang kita sadari semakin menambah rasa syukur kita. 

2020 ini memaksa kita menunjukkan seperti apa wajah kita sebenarnya. hal itu terlihat dari bagaimana cara kita bertahan di tangah pandemi. ada yang mempunyai hobi baru, ada yang mempunyai pekerjaan baru dan hal-hal yang terbilang baru lainnya.

aku termasuk yang melakukan perubahan cukup besar (bagiku). melakukan decluttering, yang meski belum pol, makin akrab sama marketplace, belajar lettering, bike to work, juga makin banyak miara taneman di kamar. oiya, akhirnya bisa ngerasain WFH, hal yang sangat kuinginkan ahah.. bekerja dari rumah saja. sehingga ketika ditanya di kantor apa yang diharapkan untuk tahun depan, aku masih pengen ada wfh atau minimal boleh kerja dari luar kantor, entah di kafe atau di mana aja :D.

kayanya semua hal yang umum dilakukan di masa pandemi juga kulakukan deh, ahaha.. dan semuanya dimulai dari awal pandemi. kecuali lettering yang baru kukenal dua bulan ini. karena terpikir keadaan ini gaktau sampai kapan, kamar pun harus dibikin senyaman mungkin.

2021 semoga pandemi ini benar-benar berakhir. berharap bisa berangkat umroh yang tertunda tepat di pekan diumumkannya psbb. 

2021, apa kabar baca buku? apa kabar hafalan? apa kabar nge blog? rasanya tiap akhir tahun harapannya masih sama-sama aja :D. 

baiklah. 2021 be nice.. bismillahirrahmanirrahim.

***

bandung 31 desember 2020
yang alhamdulillah gakada terompet di 23.53 tapi makin kenceng suaranya di 00.00

pukul tiga dini hari

 

pukul tiga dini hari, biasanya di lantai bawah sudah mulai ‘ribut’. entah ibuk kosan yang bersiap shalat, menantu ibuk yang mulai mengerjakan pesanan, atau juga si ziro dan si putih yang mulai berlarian.

saya? sekilas mendengar semuanya, terus berjanji melek setengah jam lagi tapi sering sampai adzan baru terburu-buru ke kamar mandi. titin yang bandel.

gimana pukul tiga dini harimu?

 

 

 

**

3.14, helo, monday!

 

bike to work

model dan sepeda hanya pemanis. ini waktu beli sepeda temen kantor

 

ini hari ketiga WFO pasca lebaran yang katanya new normal.

jujur saya gak tahu bagaimana ujud new normal itu, yang jelas semua seperti semula saat sebelum ada covid-19. bedanya sekarang saya pakai masker ke mana-mana, dan pakai sepeda.

ah, baiklah. inilah new normal itu, orang-orang jadi bawa masker ke mana-mana. meski ada yang cuma nutup mulutnya, ada yang cuma nyantel di leher, atau dipake utuh sesuai SOP.

ini hari ketiga WFO pasca lebaran yang katanya new normal. dan ini hari pertama saya bike to work.

tak perlu waktu lama untuk berpikir pakai sepeda ke kantor. pasalnya selama PSBB, jalur angkot dipindah-pindah yang memaksa saya harus jalan kaki lumayan. yang bikin pusing bukan jalan kakinya, tapi stress lihat kemacetan tiap sore dan desek-desekan di angkotnya.

kenapa gak motor saja? hal itu juga ditanyakan beberapa temen dan orang rumah.

tapi sudah bertahun lalu, saya memutuskan untuk tidak membeli motor buat kerja dan kurilingan bandung, kecuali dibonceng saya mau banget. selain itu mending naik angkutan umum aja. —ini kenapa jadi nyerita motor, dah.

akhirnya saya tanya temen yang tahu sepeda dan segala printhilannya. saya dikasih lima rekomendasi sepeda lipat yang murah meriah. berbeda dengan barang-barang seperti kamera, laptop atau barang yang biasa saya beli, untuk sepeda saya bener-bener gak tahu. jadi saya nurut aja buat nyari barang sesuai merk yang direkomendasikan.

akibatnya adalah, saya lupa beli kunci gembok, lupa gak pasang bel, lupa kudu naruh spakbor, dan belum beli helm pun. ahah.. titin. tapi tetap menyenangkan ko, tanpa semua itu. insyaAllah, nanti dilengkapi.

ini hari ketiga WFO pasca lebaran yang katanya new normal. dan ini hari pertama saya bike to work.

hanya perlu 13 menit untuk saya gowes sampai kantor. iya, memang deket. biasanya juga naik angkot sekali dan hanya 10 menit.

pukul 7.23 saya keluar kosan, sekira pukul 7.30 saya sudah sampai. alhamdulillah ala kulli hal, setidaknya sumber ke stress-an saya berkurang dengan sepeda ini. karena sejak new normal ini, WFH hanya sehari saja, selebihnya ngantor.

demikian cerita new normal versi saya, gimana new normal versimu?

 

 

 

jati indah V,
8/6

 

 

parkir di dalem, yang sejak pandemi rumput sintetis digulung, tanaman pun mengering gakada yang rawat 😦

 

Aside

 

 

 

tak perlu berkeras untuk mengejar segala ingin di tengah pandemi. kamu hanya cukup tersenyum dan berterima kasih pada diri karena telah bertahan sejauh ini.

 

31/5, bandung.

new normal?

sebenarnya sejak awal pandemi, aku sudah kepikir bakal gak bisa mudik, dan atau gak akan mudik. alasannya tentu lebih ke, karena takut menjadi carrier.

ibuk sudah sepuh, pun banyak ponakan yang masih kecil-kecil. jadi gak apa deh, lebaran di kosan yang saat itu belum tahu bakal ada siapa aja di sini.

alhamdulillaah ala kulli hal, sudah terlalui hampir tiga bulan ini hanya berdiam di kosan.

gimana kabar wan-kawan? udah bosen banget ya?
hm, sama! eh, engga juga ding. aku anaknya emang suka di rumah, ngulik segala yang ada di rumah, malah bahagia banget bisa WFH. 😀

tapi tentu tidak karena kondisi kaya sekarang juga. karena terasa sekali repotnya. dan berita-berita yang tersaji di berbagai media malah membuat makin pusing. awal-awal WFH aku masih semangat banget. dua pekan pertama, semua berasa banget semangat, yang bahkan laptop nyala sampai malem, kerjaan bahkan bisa kukerjain malem juga. tapi dua pekan setelahnya berasa banget pusingnya.

sok-sokan si, tin. ahah

akhirnya aku nyerah. aku mulai santai dan berpikir ulang, bahwa kondisi ini masih belum tahu sampai kapan, jadi kalau dari awal sudah digeber, pasti energi akan habis duluan.

dimulai dari ngurangin membaca dan melihat dan mendengarkan segala pemberitaan mengenai covid-19, otak-atik kamar biar lebih nyaman buat kerja, rajin masak plus tetap moto maupun bikin video semau-mau.

alhamdulillah, mulai kerasa bedanya. sedikit santai, dan setidaknya mulai berpikir lebih waras. aku sama sekali gak kemana-mana, kecuali ke pasar sepekan sekali untuk membeli bahan makanan selama sepekan, selebihnya ya di rumah aja.

sedih juga sih, mendengar banyak yang kena imbas pandemi ini. termasuk juga temen-temen di kosan yang dirumahkan dan memilih untuk mudik sebelum larangan mudik benar-benar ditegaskan. jadilah si kamih cuma bertiga, yang aku lebih banyak di kamar karena kerja.

dan saat ini, yang katanya era new normal akan segera dimulai, aku masih keneh deg-degan. masih kebayang desek-desekan di angkot dan juga kerja yang masih selang hari.

new normal=abnormal?
or..

 

 

 

21.27 bandung hujan, alhamdulillah.


31/5

Ketika Bertemu Teman Masa Kecil

Image

 

“Tin, kamu cari Mbak Jamu di deket kosan, yang rajin minum jamu kunyit asam, ya.

Entah sejak kapan Ibu berpesan seperti itu, aku bahkan sampai lupa. Karena nyatanya aku sendiri tak berusaha mencari Mbak Jamu yang dimaksud, dan seingatku hanya sekali atau dua kali aku membeli jamu dari Mbak yang rutin lewat depan kosan.

“Ngapunten, Bu..”

Padahal Mbak Jamunya lewat tiap pagi, tapi selalu ada alasan untuk tak mematuhi pesen Ibu. Lebih seringnya sih, karena terburu-buru ke kantor, jadi meski ketemu Mbak Jamu aku tak menyempatkan diri untuk membeli dan meminumnya.

Dahulu Ibu selalu membelikanku jamu, rutin tiap sore. Bahkan jika puasa, Ibu mewajibkan kami sekeluarga untuk minum jamu. Kalau Bapak Ibu selalu rutin meminum jamu pahit, aku enggak. Aku lebih memilih jamu kunyit asam yang memang menyegarkan dan jauh dari rasa pahit. Apalagi jika diminum dalam kondisi dingin, akan lebih terasa segarnya.

Aku tak merasa perlu bertanya tentang khasiat jamu-jamu tersebut. Kupikir jamu itu menyehatkan, jadi tak ada alasan untuk menolaknya juga.

Bapak Ibu bahkan rajin merebus ramuan jamu sendiri. Tentu meski dipaksa aku tak pernah mau mencobanya. Lidahku tak mau bersahabat dengan ramuan pahit tersebut. Kalau dipikir-pikir, memangnya ada lidah yang bersahabat dengan rasa semacam itu jika tak dipaksakan? Ah, Titin..

Bapak tak pernah bosan membujuk dan menawarkan jamu pahit, meski sebanyak pula itu aku menolaknya. Aku hanya mau minum jamu kunyit asam, titik.

This slideshow requires JavaScript.

Seperti saat aku belanja bulanan dan tiba-tiba berhenti di rak yang menyediakan Produk Herbadrink, dari lima varian Herbadrink yang tersedia yaitu, Lidah Buaya, Jahe, Temu Lawak, Wedang Uwuh, dan Kunyit Asem, tanganku otomatis mengambil Herbadrink Kunyit Asam.

Dan ingatan masa kecil itu pun tiba-tiba berputar dengan sendirinya.

“Jampi mboten, Mba..”
“Nggih, sekedap Budhe, Titin matur Bapak Yayu riyin.”

Dalam sekejap, wanita paruh baya yang kupanggil Budhe itu pun dikerubuti oleh kami, para pelanggan setia jamunya tiap sore. Jujur aku sama sekali tak tahu jenis jamu yang dijualnya apa saja, yang kutahu cuma jamu pahit (terbuat dari Bratawali), beras kencur dan kunyit asam. Aku dan temen-temen kecilku sudah pasti meminum ramuan kunyit asam tersebut.

 

BERTEMU TEMAN MASA KECIL

Hingga beranjak besar, Ibu pun masih rajin mengingatku untuk mengonsumsi kunyit asam, apalagi jika rutinitas bulanan datang.

“Biar enak di perut,” katanya. Heu, Ibu tahu perutku sering keganggu saat tamu bulanan datang.

Iya, memang sudah menjadi rahasia umum, salah satu khasiat dari kunyit asam adalah meredakan nyeri haidh. Selain itu, ternyata Kunyit Asam juga bermanfaat untuk mengurangi bau badan.

Lebih dari itu, aku senang bertemu Herbadrink Kunyit Asam karena aku seolah bertemu kembali dengan teman masa kecil. Teman yang setia menjaga kebugaran tubuh setelah seharian bermain dan berlarian tak kenal kata lelah.

Ternyata segampang itu sekarang memenuhi pesan Ibu. Enggak perlu repot-repot menunggu Mbak Jamu yang belum tentu ketemu. Tinggal stok Herbadrink Kunyit Asam, seduh dengan 150 ml air panas atau dingin, langsung bisa diminum. Kebaikan alaminya akan membantu menjaga kesehatan tubuh kita.

Komposisi ekstrak kunyit dalam Herbadrink sebanyak 8.7 gram, ekstrak asam Jawa 1.9 gram, gula dan bahan lainnya hingga 25 gram.

 

Eiya, kamu udah pernah cobain Herbadrink Kunyit Asam belum? Gih, cobain! Bisa diminum kapan aja kok, kan ramuan tradisional untuk kesehatan. Enggak perlu nunggu datangnya tamu bulanan. 😉

 

 

 

Bdg, 20/11

Trik Memotret Asap Pada Minuman Hangat

Status

 

hangat..

 

Yang jelas, semenjak berganti kamera prosumer ke mirrorless saya semakin semangat belajar food photography.

Sebelumnya saya lebih dikenal sebagai tukang foto langit, matahari, dan segala yang berhubungan dengan alam. Namun setahun belakangan feed instagram mostly berisi makanan. Tukang foto itu artinya suka motoin ya, bukan fotografer pro, hehe…

 

Enggak berhenti nge-lanskap sih, tapi memang waktunya yang susah. Meski hampir setiap hari saya masih membuat IG story tentang senja atau posting foto senja sama matahari jaman entah.

Saya masih sangat belajar tentang food photography, komposisi saya masih acak-acakan, pun masih belum bisa konsisten menerka arah datangnya cahaya. Jadi kadang ada foto yang terlihat cahayanya bagus ada juga yang flat dan tidak menarik.

Yang paling bikin saya penasaran adalah membuat foto freezing, seperti main percik-percik air, pergerakan asap maupun bulir-bulir tepung dan sejenisnya. Idealnya kita harus menggunakan tripod ketika ingin mengambil foto movement tersebut, agar hasil fotonya tajam dan tidak blur. Namun karena saya belum mempunyai tripod, apalagi segala tentang flash dan lampu untuk melengkapi hobi foto saya, sehingga saya hanya mengandalkan sinar matahari dan berusaha memanfaatkannya sebisa mungkin. Setidaknya jaga tangan agar tidak tremor saat memencet shutter.

 

Dulu, ketika pertama kali banget belajar foto percik-percik air, bahkan saya nekad tanpa tripod dan tanpa ada yang membantu. Jadi tangan kanan melempar potongan jeruk ke dalam gelas, tangan kiri pencet shutter kamera yang ditaruh di atas meja. Hasilnya? Blur sana sini hehe..

Akhir pekan kemarin saya belajar moto asap minuman lagi. Meskipun hasilnya masih begitu-begitu saja, setidaknya saya sudah puas karena sudah mencobanya kembali. Dan saya jadi tahu di mana spot foto terbaik jika saya ingin foto asap lagi. Apakah saya selalu berhasil meski spot fotonya sama? Jawabannya tidak, seperti foto di bawah ini. 😀

 

asapnya tipis sekali

 

Entah kenapa, menangkap asap dari minuman buat saya masih terasa susahnya. Seringkali asap minuman cepat sekali menghilang berkejaran dengan cahaya matahari yang juga cepat sekali bergeser.

Untuk dapat menangkap asap pada minuman, pertama pastikan ada cahaya yang cukup dan jatuh tepat menimpa asap.

 

Saya biasanya lebih suka menggunakan background gelap agar asapnya lebih nampak. Terus terang, untuk setting kamera saya lebih sering mencoba-coba, yang jelas speed harus tinggi mengingat saya juga tidak pakai tripod. ISO menyesuaikan seberapa cahaya matahari yang masuk yang akhirnya berpengaruh juga pada bukaan lensa.

Ketika belanja bulanan kemarin, saya sempat mengambil satu box herbadrink sari jahe. Saya memang tengah mencari varian minuman yang dapat menghangatkan perut dan tenggorokan yang sering gatal-gatal. Dan ternyata herbadrink sari jahe ini cocok loh, di saya. Rasa hangatnya membuat tenggorokan dan perut lebih terasa nyaman dan enakeun.

         Mohon doanya, semoga ikhtiar saya kali ini untuk mengurangi mual dan masalah pencernaan bisa teratasi dengan herbadrink sari jahe ini. Semoga juga bisa sekalian detoksifikasi.

Sepertinya saya juga harus mencoba varian lain seperti lidah buaya dan sari temu lawak mengingat banyak sekali manfaat dan kebaikan dari ramuan-ramuan yang masih alami begini.

 

Terus apa hubungannya herbadrink sama pemaparan tentang foto di atas? Tentu saja ada. Kan sebelum saya minum herbadrink sari jahe pagi-pagi, saya belajar moto asapnya dulu.

Keburu dingin dong minuman hangatnya?” Enggak juga sih, moto asap itu kudu cepet kan, jadi sebelum bener-bener dingin saya sudah sempet minum dulu. Lagian karena saya belum puas, akhirnya saya masak air lagi dan bikin satu gelas lagi. Niatnya bukan untuk diminum panas, tapi pengen nyobain kalau diminum dingin gimana rasanya. Dan ternyata, meski diminum dingin, jahenya masih kerasa banget di tenggorokan. Kaya dicubit-cubit gitu tenggorokannya :D.

Jadi akhirnya saya sempet bikin beberapa angle foto movement. Alhamdulillaah, si kang asepnya kelihatan juga akhirnya, meski tak terlalu tebal. Tapi ada yang kurang dan saya lupa sekali. Ya, saya lupa pakai reflektor. Hiks..

Foto asapnya lumayan lah yaa, tapi pas foto bubuk herbadrink jatuhnya terlalu gelap. Oiya, untuk membuat freezing bulir-bulir seperti itu memang enaknya pakai flash eksternal, jadi ISO nya tetep rendah, cahaya pas dan bulir-bulirnya tetep kelihatan bagus. Contohnya seperti di foto di bawah ini.

Yang kiri saat saya latihan sendiri di rumah. Sedang yang kanan saat saya ikut workshop foto movement dari Mba Yulyan Parwati. Lihat data exifnya, jauh banget ya, hehe..

Saya lebih suka jenis foto moody atau dark, sehingga harus bisa memainkan cahaya agar objeknya tidak flat dan tidak semata-mata gelap, tapi bukan berarti jadi lupa pakai reflektor juga kali, Tin. Hiks..

Kalau ada yang tanya bagaimana tips untuk foto movement ini, saya enggak tahu, hehe.. Sering-sering saja latihan, nanti juga makin bagus hasilnya.

Pokoknya yang pertama harus ada kameranya :D.

Terus cahaya harus melimpah, terserah kalau nanti mau di bloking sana-sini demi mendapatkan moody-nya. Sebelum mulai moto sebaiknya segala setting tempat dan komposisi sudah siap, jadi pas minuman baru dituang, langsung bisa klik shutter, sehingga penampakan asapnya masih tebal. Jangan lupa menggunakan mode continues.

Untuk foto movement diperlukan speed yang tinggi agar bisa tertangkap pergerakannya. Bisa lihat beda foto di bawah ini? Yang kiri speed-nya rendah sehingga butirnya halus kaya rambut yang satu kelihatan bulirnya karena speed-nya tinggi.

Masih banyak sekali catatan untuk foto ini. Fokus yang masih meleset, kadang di bibir gelas luar, kadang di dalam. Bukaan juga masih terlalu besar, sehingga belum bisa fokus dan tajam si bulirnya. Belum lagi cahaya yang enggak rata, kompo yang sepi dan endebra endebrenya. Harusnya saya juga pakai tripod kalau mau lebih tajam lagi.

Untuk bukaan saya setting di yang paling besar sekitar 1.8 sampai 2.2, karena cahaya yang masuk melalui jendela tidak cukup terang, jadi ISO-nya juga sampai 1000.

Hiks.. tinggi banget!

Iya, saya belum meng-eksplore spot lain di rumah yang terlihat lebih banyak cahayanya. Lain kali saya share lagi insya Allah kalau sudah ketemu spot lain atau juga mungkin hasil belajar foto teknik lain.

Kali ini saya sudahi dulu. Terima kasih sudah membaca. Oiya, semua yang saya tulis berdasar pengalaman pribadi yang belum seberapa ya, jadi pasti banyak sekali kurangnya.

Sila kalau ada kritik saran.. 

 

 

This slideshow requires JavaScript.

 

 

 

Bandung, 17 Oktober 2018

 

 

 

RIP noni

Status

noni

 

pagi ini, seperti senin-senin sebelumnya, takada aktivitas yang terlalu heboh di kosan. meski ada yang dari tengah malem mantengin internet untuk pesen tiket pulang lebaran. ada pula yang tidur semalemam dan sisa pagi digunakan untuk aktivitas
standar bersiap ke kantor.

“tau ada lahan kosong, gak mba?” seseorang dengan mata bengkak
bertanya.

“eh? kenapa?”

noni meninggal mba.”

aku tertawa perlahan. tapi seketika merasa bersalah karena yang diajak tertawa hanya diam saja. aku ingat, semalam rasanya nyeri ketika ada yang cerita bahwa noni sudah tidak bisa apa-apa. tiduran aja, gak bergerak. membayangkan andai noni manusia, tentu aku sudah ketakutan luar biasa. terbayang juga, seolah ajal itu akan segera tiba pada noni.

noni kucing angora asli, kata bapak tetangga kosan yang melihat dari mata birunya. kucing kontak lens, kali lain seseorang memanggilnya begitu.

bulunya putih bersih jika saja dirawat dengan baik. sayang noni datang dalam keadaan sakit. bulunya kotor, matanya memelas, ia juga poop terus. noni diare akut

sudah sebulan lebih noni menjadi penghuni kosan, dirawat iis. seorang yang sayang sama noni melebihi diri. bagaimana tidak, uang makannya sering ia pangkas untuk membelikan noni ikan di pasar, atau obat diare, obat demam atau juga untuk ongkos
angkot nganterin noni periksa.

ia juga memilih menggotong kasur ke luar kamar dan membiarkan noni menghuni kamarnya. setelah tanya sana sini, ternyata takada kandang kucing yang murah sedangkan saat ini gakmungkin baginya untuk membelikan noni kandang.

hampir 24 jam iis merawat noni. merebus pindang untuk noni, mengulek nasi untuk noni juga membelikan makanan kaleng yang ternyata takjuga dimakan noni. noni memang susah sekali makan. ususnya luka, kata iis. segala makanan sudah dicobakan, tetap saja noni gakmau makan banyak.

beberapa hari yang lalu kami kumpul di depan TV dan makan ayam serundeng. dalam sekejap apa yang terhidang habis. tibatiba iis ingat noni. dia menyisakan sedikit nasi dan serundeng yang ada aroma ayamnya. noni mengendus-endus dan tampak ingin makan. dengan segala penyesalan iis segera lari ke bawah dan membeli kepala ayam bumbu serundeng di warung. iis lupa sama noni.

beberapa malam terakhir noni sering kabur. kalau iis sebentar saja pergi, noni memilih keluar dan bertemu dengan teman-temannya di bawah.

“masalahnya noni masih poop terus mba, dan dia kaya gak ngerasa kalau lagi poop.”

ah, ya. bukan takingin noni hidup lebih bebas, tapi noni masih sakit. itu alasan iis selalu mencaricari noni kalau noni ketahuan pergi. beberapa malam terakhir, kondisi noni makin parah. dari matanya keluar belek terus. bahkan iis sempet mencari es batu untuk mengompres noni yang demam.

dua hari yang lalu aku foto-foto di luar kamar noni. matanya penuh belek. tatapannya memelas sekali. kakinya berusaha mendorong jendela yang sedikit terbuka. noni ingin keluar. tapi aku dengan teganya tetap mengurung dia, bahkan menutup jendelanya 😦

aku bukan pencinta kucing. tapi aku juga takpernah taksuka akan kehadiran mereka. asal mereka tak menyenggol, aku masih baikbaik saja.

**

 

pagi ini, seperti senin-senin sebelumnya, takada aktivitas yang terlalu heboh di kosan. meski ada yang dari tengah malem mantengin internet untuk pesen tiket pulang lebaran. ada pula yang tidur semalemam dan sisa pagi digunakan untuk aktivitas
standar bersiap ke kantor.

“tau ada lahan kosong, gak mba?” seseorang dengan mata bengkak bertanya.

“eh? kenapa?”

“noni meninggal.” sahut eka yang masih sibuk mencari tiket pulang.

“nouky. dia lakilaki.” timpal iis.

tibatiba ada rasa kehilangan yang sangat. RIP nouky. tempatmu sudah lebih baik, Insya Allah. 

 

 

 

**nouky akhirnya dimakamin di taman bobotoh, setelah nyari lahan kosong gaknemu aja

16/4/18

[english vinglish] bagaimana rasanya dicintai?

“bagaimana rasanya dicintai, ya?” suatu hari seorang teman perempuan bertanya padaku.

“makanya, jatuh cinta dong!” ujarku.

“eh, tapi kalau jatuh cinta bukan sama suami sendiri kan menyakitkan,” dia menuliskan, dibarengi emot tertawa terpingkal.

“makanya punya kesukaan, entah tontonankah, film-lah atau apapun itu yang bisa kau tunggu. rasakan masa-masa penantian itu. kau akan merasa hidup bersamanya.” aku menulis panjang lebar.

 

ternyata keinginan ‘merasa dicintai’ bukan perkara sederhana. dan itu sangat wajar dirasakan oleh siapa saja. sebab rasa itu bisa membuat harihari makin berwarna. pada porsinya, ia bisa membangkitkan semangat hidup dengan seketika.

dalam film english vinglish yang iseng kutonton dengan longkaplongkap, diceritakan seorang perempuan india bernama shashi yang sudah menikah dengan dua orang anak. namun ia merasa menjadi istri dan ibu ‘yang hanya dimanfaatkan.’

anakanaknya tak menaruh hormat dengan layak, pun suaminya menganggap ia istri yang terlampau sederhana jika takboleh dikatakan bodoh. sampai kemudian sang istri harus pergi ke amerika untuk membuat ladoo –semacam manisan india, untuk pernikahan keponakannya.

di amerika pun ternyata ‘rasa lemah’ akibat perlakuan anak dan suaminya masih menyisa. ditambah ia tak bisa berbahasa inggris yang menyebabkan banyak kebodohan-kebodohan terjadi. hingga akhirnya ia memutuskan untuk mengikuti kursus bahasa inggris yang dijanjikan akan lancar dalam waktu sebulan.

diam-diam shashi mengikuti kursus tersebut tanpa diketahui oleh siapapun, kecuali radha. keponakan yang sempat memergokinya jalan bersama laurent, seorang teman kursus yang berasal dari prancis. tanpa dinyana, ternyata laurent sangat menyukai shashi. hal itu terungkap setelah satusatu peserta kursus mendapat tugas untuk menceritakan apa yang disukainya dalam kursus bahasa inggris.

tentu saja shashi kaget, tapi ketika laurent mengungkapkan penyesalannya, sashi hanya berkata, “tidak apa-apa, aku hanya terkejut, sudah lama sekali sejak seseorang mengatakan sesuatu yang baik tentang diriku.”

setelah hari itu takada yang berubah dari shashi, ia masih mengikuti kursus meski dengan lebih menjaga diri. laurent juga masih sama, tatapannya pada shashi takpernah berubah, memuja dan penuh kekaguman. namun laurent takpernah memaksakan kebersamaan dengan shashi, ia tampak cukup menghormati posisi shashi sebagai ibu dengan dua orang anak.

ketika sampai pada ujian akhir, ternyata shashi takbisa mengikutinya, karena tanggal tersebut bersamaan dengan hari pernikahan keponakannya. bahkan ia juga tak dapat menghadiri hari-hari terakhir kursus karena suami dan anak-anaknya datang dari india. namun ternyata radha berinisiatif menelepon laurent dan membiarkan shashi mengikuti kursus melalui telepon. bahkan laurent selalu menyemangati shashi agar bisa mengikuti ujian akhir.

pada beberapa adegan, diperlihatkan suami dan anak-anak shashi yang tampak takterlalu ‘menghargai’ shashi. atau lebih tepatnya mereka menghargai dengan cara mereka sendiri. hal itu dimaknai berbeda oleh shashi yang sudah terlanjur inferior.

suami shashi sempat berkata, “kau memang terlahir sebagai pembuat ladoo,” yang ternyata membuat shashi sangat sedih. apalagi anaknya juga selalu berkata ibunya tak bisa berbahasa inggris sebaik dirinya.

saat hari pernikahan tiba, tanpa sepengetahuan shashi, radha mengundang guru dan teman-teman kursusnya yang telah lulus ujian. laurent tetap datang dengan sorot mata kagum dan memuja.

di acara pernikahan tersebut ada semacam nasihat dari yang dituakan. radha kembali berinisiatif menyuruh shashi menyampaikan speech. sebelum shashi sempat berdiri, suaminya telah berdiri lebih dahulu dan memintakan maaf kepada para tamu undangan, kalau-kalau bahasa inggris shashi kurang bagus.

shashi dengan sopan meminta kepada suaminya untuk duduk kembali dan mengizinkannya berbicara. di sana shashi terlihat cukup lancar berbahasa inggris. hal itu membuat terkejut anak dan suaminya sendiri.

nasihat pernikahan shashi cukup bagus siy, next time aku akan tulis di postingan sendiri. *niat :))

yang jelas, berkat speech-nya di pernikahan tersebut, shashi dinyatakan lulus ujian kursus. laurent sempat meminta maaf untuk semua perlakuannya, dan shashi hanya menjawab; 

“ketika kau tidak menyukai dirimu sendiri, kau cenderung tidak menyukai segala hal yang berhubungan denganmu. hal-hal baru terlihat lebih menarik. ketika kau belajar untuk mencintai diri sendiri, maka kehidupan yang lama mulai terlihat baru, mulai terlihat menyenangkan. terima kasih karena mengajariku cara untuk mencintai diri sendiri. terima kasih karena telah membuatku lebih nyaman dengan diriku sendiri. terima kasih banyak.”

entah kenapa, tapi yang terpikirkan olehku adalah shashi yang merasa dicintai dan diperlakukan baik oleh laurent seperti mendapatkan energi baru untuk melihat sesuatu yang lebih pada dirinya. bahwa dia pun berhak dihargai, dihormati, serta dicintai. dan hal itulah yang membuat ia kembali melihat kehidupan rumah tangganya dengan cara pandang yang baru.

selama film ini, tampak sekali tatapan lembut laurent terhadap sashi. meski memang diceritakan hal itu terjadi secara diam-diam. shashi pun sama sekali tak tampak menikmatinya, ia sibuk dengan pikirannya sendiri. laurent cukup sopan, bahkan dia tak berbuat apapun selain mengikuti sashi dalam perjalanan pulang.

tatapan laurent tersebutlah yang tiba-tiba mengingatkanku pada pertanyaan teman perempuanku di atas. tatapan kekaguman yang membuat seseorang merasa dicintai *eaa :))

terkadang, merasa dicintai adalah energi. ia bisa membangkitkan segala yang tertidur di dalam diri. baik itu potensi maupun rasa yang semakin melembutkan hati, yes? 😀

meski pertanyaan teman perempuanku itu jelas kecenderungannya pada “merasa dicintai seorang laki-laki,” tapi sungguh merasa dibutuhkan dan dicintai oleh teman atau saudara juga cukup bisa menyalakan bara yang mulai meredup.

kuncinya hanya, “perlakukan mereka sebagaimana kau ingin diperlakukan. istimewakan mereka dan letakan mereka di hatimu, sebagaimana kau juga ingin diistimewakan di hati mereka.”

tampak pamrih dan tidak tulus yah?

okay, bagaimana kalau begini, “berpikirlah, bahwa jangan sampai orang lain sempat merasakan sakit yang kau rasa. jika kau tau dicubit itu sakit, maka jangan pernah kau cubit orang lain atau jangan pernah kau ijinkan orang lain mencubit saudaramu.”

oiya, aku bukan penyuka film. dan itu terjemahan bebas dari film yang kutonton longkaplongkap. jangan percaya 100%, lain kali kalau mood aku tonton lagi. dan aku akan selalu mencari sudut pandang yang kumau, bahkan mungkin jauh dari pesan moral yang dimaksudkan oleh film itu sendiri. maafkan dan sekian :D.

yang jelas, film ini amat layak tonton. yaa.. semacam 3 idiots atau taree zamen par. edukatif.

 

Wikipedia. English Vinglish adalah film bergenre komedi drama asal India yang dibuat pada tahun 2012.
Ditulis dan dipimpin oleh Gauri Shinde. Film ini menceritakan kehidupan seorang ibu rumahtangga yang belajar kursus bahasa Inggris 
untuk menghentikan suami dan anak perempuannya yang mengejeknya tentang kemampuan berbahasa Inggrisnya yang rendah dan agar dihargai.

Shashi yang diperankan oleh Sridevi yang kembali ke dunia perfilman setelah 15 tahun vakum.
Film ini menghadirkan aktor Perancis Mehdi Nebbou, Adil Hussain, dan Priya Anand. 
Amitabh Bachchan dan Ajith Kumar diberi kehormatan untuk tampil pada versi Hindi dan Tamil. 
Sebelum rilis taterikalnya, English Vinglish tampil perdana pada acara Festival Film Internasional Toronto tahun 2012.

 

 

 

antim24, yang alhamdulillah sabar nulis panjang meski amat random 😀
17/4/17

 

Bukit Pentulu Indah, Wisata Kekinian di Kebumen

welcome

welcome

“Teh, kita liputan di Kebumen aja ya, untuk bulan ini.”

Keputusan untuk liputan di Kebumen memang mendadak. Hingga Jumat dini hari  pekan lalu, aku, Ninu, Ae sama Om Doddy sudah sampai stasiun Kebumen dan dijemput Pak Limo menuju Desa Banyurata, Adimulyo.

Jarum menunjukan angka 2 ketika kami sampai, dan memilih langsung terlelap menunggu pagi.

Hanya perlu waktu sehari untuk kami menyelesaikan foto, video dan wawancara sekaligus. Ae dan Om Doddy langsung balik Bandung, sedang aku sama Ninu memang niat pulang dulu sekalian pengen jalan di sekitaran Kebumen.

Yang terbayang olehku adalah Bukit Pentulu Indah, bukit yang setahun lalu aku datangi meski hanya sampai kakinya saja. Saat itu kemarau, batu-batu berserakan serta debu yang beterbangan memaksaku turun kembali. Aku paling gak tahan debu, dan khawatir juga terpeleset kerikil-kerikil kemarau.

Malamnya aku sempat menghubungi salah satu anak explore_kebumen, Mas Haryadi. Beberapa kali kami sempat ngobrol di IG, jadi aku sekalian bertanya tentang jalur menuju PI. Dan ternyata Mas Haryadi malah berbaik hati mengantarkan kami hingga ke lokasi.

pinus

pinus

“Pentulu Indah baru ramai dua tahun lalu, dan baru dipungut bea tiket juga mulai lebaran kemarin. Tadinya bebas-bebas aja kalau mau ke sini,” kata Mas Haryadi.

Bukit Pentulu Indah terletak di Desa Dakah, Kec. Karangsambung, Kab. Kebumen. Akses ke sana cukup mudah sebenarnya. Kita tinggal mengikuti Jln. Karangsambung dari Mertokondo di sebelah utara alun-alun Kebumen. Ikuti jalan aja, sampai menemukan pasar, LIPI, terus aja sampai nemu jalan cabang, pilih yang ke arah kanan. Mulai dari sana jalanan bakal nanjak terus.

Tanjakannya cukup curam dengan kondisi jalan yang takbisa dibilang bagus, berbatu, berlubang, serta berkelok-kelok. Meski akhirnya terlalui juga olehku yang bahkan hanya naik motornya kalau pulang ke rumah saja. Artinya, keseraman hanya dalam bayangan saja :D. Ninu yang nampak tenang dan gak panik membuatku tenang juga.

Awalnya, pas Mas Haryadi bilang perjalanan sejam aku gak percaya, tapi jadi percaya setelah melewati tanjakan itu. Iya, sampai kaki bukitnya memang hanya setengah jam, nah naiknya juga butuh waktu setengah jam.

Lalu ada apa di PI sampai jadi wisata kekinian banget di Kebumen?

Bukit Pentulu Indah adalah kawasan hutan pinus yang cukup rimbun. Pemandangannya yang luas ke arah bukit sekitaran Kebumen membuat betah mata memandang. Apalagi kalau pagi atau sore, kabarnya kabut masih sangat pekat dan menyebabkan pemandangan makin eksotis. Di sana juga dibangun rumah pohon mirip wisata Kalibiru yang terkenal itu.

Untuk dapat masuk ke kawasan PI, kita dikenakan biaya parkir sebesar Rp2500,00 dan uang masuk Rp5000,00 per orang.

Beruntung juga kemarin diantar Mas Haryadi, jadi ada yang dimintai tolong untuk foto :D. Oiya, meski rumah pohonnya gak terlalu tinggi tapi buatku tetep bikin gempeur juga. Dan hanya dibatasi tiga orang untuk bisa sekaligus naik ke atas.

di ketinggian

Selain rumah pohon yang instagramable, di antara pohon pinus itu juga banyak dipasang hammock serta bangku-bangku kayu dan saung untuk tempat istirahat. Oiya jangan lupa bawa minum, da meski sejuk tapi haus mah teteeup.

Bagaimana? Kamu tertarik ke sana? Ajak-ajak aku, yah! 😀

This slideshow requires JavaScript.

pagi di kebumen

13/9/16

 

 

[ala magic com] byebye mie ayam abang-abang!

Gallery

This gallery contains 2 photos.

“ih mba, seriusaan ini mirip mie ayam jualan-jualan tea.” itu komen dari anak-anak kosan pas aku suruh mereka nyobain mie ayam yang kubikin. untuk urusan masak memasak, kadang aku masih heran sendiri, ternyata bisa juga yak, aku bikin ini itu. … Continue reading

wajah indah islam di novel AAC 2

Status

Ayatcinta

“eh, titin lagi baca AAC 2. gak banyak kisah cintanya siy, tapi gak tau deh, kamu nyinyir enggak baca novel ini.”

“kayanya nyinyir deh!”

tempo hari aku nge mesej temen bilang lagi baca AAC 2 yang tebelnya 690 halaman. entah apa sebabnya tiba-tiba aku tergerak ingin membacanya. dan entah apa sebabnya aku dengan sabar membaca lembar demi lembar tanpa tergerak membukanya dari halaman belakang.

iya, ini mungkin satu-satunya novel yang aku gak buka halaman belakang untuk liat profil penulis, endors, dan halaman terakhir cerita.

sepanjang membaca novel, aku benar-benar menyimpan rasa penasaran bagaimana akhir novel ini. aku juga berusaha sabar membaca uraian-uraian panjang kang abik tentang suatu tempat, tentang tokoh-tokoh, dan asal-usul sesuatu. sedikit susah membaca tokoh dan alur cerita karena udah benar-benar lupa bagaimana alur di AAc 1.

over all. alur cukup rapi dan gak terlalu bertele-tele menurutku. enggak nemu typo juga. dan yang bikin betah serta angkat jempol adalah, enggak ada cerita cinta ‘menye-menye’ di novel ini. baru di halaman 587 dimulai kembali kisah cinta fahri. sebelumnya, lebih banyak membahas kehidupan bermuamalah fahri sebagai dosen yang sibuk menjadi pembimbing di kampus university of edinburgh, nulis jurnal ilmiah dan ikut forum debat.

juga sebagai pengusaha muslim yang yang mempunyai butik serta minimarket di edinburgh, dan sebagai tetangga yang baik. oiya, satu lagi sebagai seorang penghafal qur’an yang setiap hari mewajibkan diri murajaah 5 juz dan membaca wirid setiap saat ada kesempatan.

iya, AAc 2 ini mengambil latar di edinburgh, sebuah kota di tanah skotlandia yang indah. diceritakan setelah menikah dengan aisha dan sempat berbulan madu di Indonesia, Fahri sempat menyelesaikan s2 nya di Pakistan. sementara aisha hilang di Palestina, fahri berkali-kali mencoba mencari tapi tak kunjung ketemu. sementara alicia, teman aisha yang berangkat bareng ke Palestina ditemukan dalam kondisi tewas. namun fahri sendiri yakin aisha masih hidup dan berharap suatu saat akan kembali.

Fahri masih tak lelah untuk mencari Aisha, istrinya. Kepergian Aisha bersama salah seorang sahabatnya ke Palestina, terus digali informasinya oleh Fahri. Sayangnya, info yang didapatkan justru mengabarkan bahwa Aisha tewas bersama rekannya itu akibat serangan tentara Israel. Jenazah rekannya berhasil diidentifikasi, sementara belum ada bukti jasad Aisha.

Di saat-saat mencari dan terus mencari informasi, ia bertemu dengan sosok Keira tetangga rumahnya di Stoneyhill Grove, dan pandai bermain biola. Caranya bermain mengingatkannya pada Aisha.

Di saat bersamaan, ia juga bertemu dengan Hulya, adik perempuan dari teman Fahri yang bernama Ozan. Hulya juga pandai bermain biola. Kolaborasi antara Heira dan Hulya, membuat Fahri seolah menyaksikan Aisha ada di dekatnya.

Tapi, Fahri tak mudah menaklukkan hati Keira yang keras. Keira bahkan menuduh Fahri dan umat Islam sebagai pembunuh ayahnya yang tewas akibat bom London. Akibat kematian ayahnya itu, cita-cita Keira untuk menjadi seorang pemain biola terkenal menemui rintangan.

Ujian tak berhenti di situ. Jason, adik Keira, juga turut mendukung sikap kakaknya yang menuduh umat Islam sebagai pelaku terorisme. Cita-citanya untuk menjadi pemain bola seperti Gary Lineker, bisa membuatnya gagal.

Karena itu, Jason mencuri sejumlah barang milik Fahri yang ada di minimarket Agnina. Namun, ia tertangkap basah oleh Fahri.

Reaksi negatif kepada Fahri, terus berlanjut. Baruch, anak tiri dari Nenek Catarina yang beragama Yahudi, selalu merongrongnya. Ia menuduh Fahri dan umat Islam sebagai kaum amalek, yakni orang-orang bodoh seperti keledai.

Fahri pun ditantang untuk berduel, baik secara fisik maupun melalui debat terbuka. Di saat bersamaan, Fahri juga harus mempersiapkan dirinya untuk melayani debat orang-orang pintar di Oxford Debating Union, sebuah forum debat terbuka yang digelar di Oxford of University.

Fahri yang memerlukan seorang pendamping untuk mengisi hari-harinya dalam balutan kasih, mendapat dukungan positif dari Syaikh Utsman, gurunya sewaktu di Mesir. Syaikh Utsman pun menawarkan cucunya yang bernama Yasmin kepada Fahri untuk diperistri.

Selain hafal Al-Qur’an, Yasmin juga cantik dan cerdas. Ia bahkan telah menyelesaikan sekolah pascasarjana. Kecantikannya, sikapnya, dan kecerdasannya membuat Fahri merindukan Aisha.

Ia pun terus mencari Aisha. Tapi ia belum menemukan keberadaannya. Di saat dirinya dan umat Islam di Edinburgh sedang bersemangat menggelorakan semangat Islam, Fahri dihadapkan pada kenyataan. Umat Islam dituding sebagai kelompok miskin dan menjadi peminta-minta. Hal itu dimuat di sejumlah harian di Inggris dan Skotlandia.

Ia pun mencari sosok pengemis miskin dengan wajah buruknya yang menjadi headline di sejumlah media setempat. Pengemis wanita bernama Sabina yang berwajah buruk dan selalu ditutupi dengan cadar itu benar-benar membuat Fahri bekerja ekstra keras untuk menunjukkan wajah Islam yang toleran, damai, dan penyayang.

Sayangnya, Sabina tak punya tanda identitas diri. Jari-jari tangannya pun melepuh akibat kebakaran kompor yang terjadi di rumah Fahri. Kondisi itu menambah sulit bagi Fahri untuk memintanya melakukan tes sidik jari. Dan ketika tangan Sabina sudah mulai membaik, ia justru pergi lagi dari rumah Fahri.

Ke mana Sabina pergi? Siapa dan dari mana dia berasal? Kenapa wajahnya yang buruk itu selalu ditutupi cadar? Akankah ia jadi menikah dengan Paman Hulusi, sopir pribadi Fahri? Bagaimana nasib Jason, akankah ia sukses menjadi pemain sepak bola ternama? Dan akankah Keira sukses memenangkan kompetisi biola di Italia?

Lalu bagaimana pula dengan Fahri? Akankah ia bertemu dengan Aisha, istrinya? Mampukah ia mengungkap jati diri Sabina? Apakah Fahri berhasil memenangkan debat di forum Oxford Debating Union?

Banyak romantisme, perjuangan, dan konflik. Fahri benar-benar tertantang untuk menunjukkan wajah Islam yang lembut, damai, penuh kasih, toleran, dan rahmatan lil alamin. Novel Ayat-Ayat Cinta (AAC) 2 ini benar-benar mengaduk-aduk perasaan.

itu adalah resensi yang dimuat di sini. dan dari sekian paragraf yang diceritain di atas, aku sangat-sangat menggarisbawahi paragraf terakhir. bahwa di AAC 2 ini kang abik benar-benar ingin menampilkan wajah Islam yang indah. sehingga sepanjang membaca novel, yang terpikir tentang sosok fahri yang amat baik dan benar-benar berjuang untuk memperlihatkan Islam di negeri minoritas serta masih sangat rasis.

setiap orang tentu mempunyai insight yang berbeda ketika membaca buku. dan fahri yang haus ilmu, dengan sungguh-sungguh menjaga hafalan serta benar-benar berusaha jadi muslim yang baik sangat menginspirasiku.

kalau ada yang berkomentar dan nyinyir tentang kesempurnaan sifat, juga alur hidupnya yang beruntung, justru buatku itu enggak masalah. yang namanya doa dan harapan tentang sesuatu (baca: seorang tokoh dan jalan hidup) harus sebaik mungkin, yes? lagi ini kan fiksi, jangan baper-baper bangetlah, ahaha.. *dikeplak.

dan berkat baca novel ini, aku jadi mikir harus selalu baca buku biar pikiran gak diisi sama sampah-sampah sosmed yang bikin hati makin sempit :D. ahaha.. kebiasaan membaca menghilang dikit demi dikit dengan alasan capek. pfft.

 

 

Detail Buku:

Ukuran : 13,5 x 20,5 cm
Halaman : vi + 690 halaman
Isi : Book Paper 55 gram
Kaver : Soft Cover, Art Carton 230 gram, Spot UV, Embos
Harga : Rp 95.000,-

 

 

 

salam,
titin yang pemales sekali bikin review dan pemales akut pake huruf gede 😛

 

 

 

berburu tiket lebaran 2016

Status

“tin, wis tumbas tiket lebaran durung?”

“dereng dibuka, yu, mangke..”

entah berapa kali ibu ngingetin buat segera beli tiket lebaran tahun ini. karena dua tahun kemaren memang enggak berasa banget lebaran di rumah.

iya, karena dua tahun berturut-turut aku mudik lebaran bareng kakak, tapi tahun ini kuputuskan pulang sendiri aja.

lebaran pakai kendaraan pribadi itu yaa.. jam 9 pagi dari bekasi maka sampai kebumen jam 9 malam hari berikutnya. iyes, jadi kami sempet buka puasa di jalan kan, terus sahur masih di pantura terus jalan seharian lagi sampai buka puasa di jalan lagi terus baru sampai rumah jam 11 malam dan besok lebaran. gampangnya berangkat jumat jam 9 sampai rumah malem ahad. padahal malem sabtu juga harusnya udah bisa sampai kalau normal.

dan akhirnya untuk tahun ini aku kembali berburu tiket lebaran. dari kemarin udah usaha buat inget-inget hari ini untuk booking tiket 3 bulan nanti. dan sudah kuduga, tanggal 1 juli adalah tanggal fave para pemudik. walhasil pas aku buka web jam 4 pagi tiket udah banyak yang habis, terutama yang murah-murah tentu. 😀

sedang untuk tiket kembali ke  bandung aku masih harus nunggu sekira 8 hari lagi. karena tiket memang dibuka 90 hari sebelum keberangkatan.

tapi siy, tadi sempet lirik berita di ROL, ada judul: Tiket Lebaran masih Banyak Tersisa. kalau menurut penampakan di atas memang masih lumayan nyisa. yang ekonomi aja masih ada. hanya kereta paling fave untuk para pemudik yaitu kutojaya selatan pasti udah laris manis.

kebayang kan, 61.000 bisa sampai kutoarjo hanya dengan 8 jam perjalanan? mana sekarang sudah ber AC plus bersih dari pedagang. pasti rebutan sekali tiket murah itu. untuk hari-hari biasa, tiket itu juga sering jadi buruan para backpacker yang  mau ke jogja dan sekitarnya.

nampaknya PT KAI makin  hari makin berbenah dan hasilnya lumayan sangat memudahkan para pemudik tidak tetap seperti saya,  juga para pelancong. seperti yang dituliskan ncuss di sini, naik kereta api sekarang sudah seperti naik pesawat aja. pakai chek in plus ada boarding passnya. terakhir naik kereta januari siy, jadi masih belum kebayang juga bagaimana nanti 😀

yasudah, saya mau ke alfamar* dulu untuk bayar tiket yang sudah saya beli tadi. 

bye.

 

 

antim24, 2/4/16

 

 

 

 

(Ala Magic Com) Antara KSB dan Macaroni Schotel

Status

SAMSUNG CAMERA PICTURES

macaroni schotel ala titantitin 😀

“Teh suka banget roti yah?”

“Kenapa gitu?”

“Itu bikin roti mulu. Udah dua kali bikin kan, sama ini jadi ketiga kali? Kenapa enggak pie aja, enak tau pie susu yang kemaren itu?”

Yess. Kali ini aku masih penasaran sama Killer Soft Bread by Victoria. Karena menurutku, meski tekstur lembut tapi hasilnya kurang mengembang. Dan setelah kemaren nyoba lagi, akhrnya aku berkesimpulan bahwa KSB enggak bisa optimal kalau dipanggang di magic com.  Lembut sik, tapi kurang tanak aja gitu. Meski anak-anak kosan malah suka banget dengan roti model gitu. Apalagi pas bagian bawahnya ada yang kering-keringnya. Kemarin aku sampai enggak tahu berapa lama waktu manggang, sampai dua jam kali tapi masih enggak sempurna mengembang. Hehe.. ya, penasaran aja gitu. Dan kalau udah gini kan jadi tau 😀

SAMSUNG CAMERA PICTURES

Okay. Siap mencari resep lain kalau gitu.

Nah, karena si KSB ini pakai susu cair, dan aku lagi males minum sisanya maka aku emang niat banget nyari resep yang  kira-kira pakai susu juga. Biar irit bahan juga siy, sebenernya. Ketemulah macaroni schotel. Udah jauh-jauh hari aku beli macaroni plus kijunya, tapi masih males keneh.

Kemarin akhirnya dimasak juga itu macaroni. Hasilnya, enaaak! *mujidhewe :)). Ya bagi yang suka jenis telur, susu, keju, sosis dan daging dicampur gitu pasti bakal seneng. Kalau aku makan beberapa sendok udah rada eneg. Khawatir eneg beneran dan mogok bikin, mendingan makannya dikit-dikit :D.

Ini dia macaroni schotel yang resepnya contek sana-sini tapi pas bikin tanpa ukuran dan ada bahan yang diskip :D. Enggak tau ukuran macaroninya, enggak tau ukuran susunya juga ahaha. Terus enggak pakai daging, filet ayam atau apalah itu. Cuma pakai sosis sebagai pengganti daging.

SAMSUNG CAMERA PICTURES

taburan keju

Tapi baiklah kita pakai begini saja yaa

Bahan-bahan:

macaroninya  200 gr

susu full cream 100 ml (aku pakai merk ultra)

sosis 1 buah

telur 1 buah

keju

sejumput gula garam

lada bubuk

bawang putih 2 siung

bawang bombay 1 siung

margarine untuk menumis

Cara membuat:

Rebus macaroni hingga setengah mateng dan lunak. Sambil menunggu macaroni, tumis bawang putih hingga harum, kemudian campurkan bawang bombay dan sosis. Setelah harum campurkan susu, aduk-aduk. Lalu campurkan telur yang sudah dikocok terlebih dahulu. Tunggu hingga mendidih, lalu masukan macaroninya. 

Aduk rata, cicipi hingga pas rasanya sesuai selera. Siapkan Loyang atau alumunium voil yang diolesin mentega. Beri taburan keju.

Didihkan air di dalam magic com, pasang kukusannya dan kukus macaroninya. Tunggu hingga 30 menit. Oiya, magic comnya dilapisi pake lap ya, biar uapnya gak jatuh ke makanan.

 

 

 

Voilaaaa, kejunya meleleh. Iyalah kan qiuckmelt :D.

Selamat mencobaa ^^

 

 

antim24, 27/3/16

(Ala Magic Com) Nyemil Pie Susu Enak

Status

pie susu

pie susu

Akhir-akhir ini langit Bandung kelabu. Jum’at kemarin pun aku pulang di tengah hujan yang menderas. Dan, 

Okay.. jajal-jajal masak kali ini adalah pie susu. Setelah pekan kemaren ngambek dan pemalesan, tadi niyat banget pengen nyobain resep pie susu dari Mba Ferra. Aslinya resep ini dibikin pake happycall *nulise bener ora? tapi karena yang ada magic com, yawis coba ae.

Aslinya emang aku penasaran siy, apakah bisa atau enggak kalau pake magic com. 

daaan, hasilnya adalah: enak! beneran enak. kata anak kosan juga enak, meski kalau buatku kemanisan. Tapi overall resepnya pas. Ternyata bisa-bisa aja tuh, pake kompor ajaib juga :D.

 

Resep Pie Susu:

Kulit pie
250 tepung terigu (saya pakai segitiga biru)
100gram blueband
1 butir telor

Isian vla susu
1 saset skm (susu kental manis) 220ml
3 butir kuning telor
1 sdm maizena yang nanti dilarutkan dengan 100ml air putih

Cara membuat:

Kulit pie: campur terigu dan blue band hingga rata, masukan telur dan aduk sampai kalis. Siapkan panci ajaibnya, olesi margarin dan tepung lalu masukan adonan kulit pie-nya sampai rata. Sisihkan.

Vla susu: campurkan 3 kuning telor dan susu kental manis 220ml. Kemudian campurkan 1 sdm maizena ke air putih 100ml. Aduk rata. Lalu tuang campuran air maizena ke adonan kuning telor dan skm sambil terus diaduk hingga tercampur rata.

Tuang adonan vla ke dalam panci yang sudah diisi dengan adonan kulit pie. Masak dengan magic com sekira 15-20 menit. Angkat jika kulit pie sudah kering .

Sebenernya vla yang aku bikin pecah dan kurang tanak, tapi kata anak kosan mateng-mateng aja. dan karena pakai magic com ukuran sedeng jadi kulit vla-nya masih ketebelan. Plus tadi nggak sabar pengen iris-iris, jadi aja bentuk pie-nya ancur sebelum sempet di foto. Yang selamet dan rada rapian gak gripil-gripil cuma dua potong :D. Oiya, aku pake 5 sachet skm, jadi cuma 200ml.

Next kalau bikin lagi harus lebih sabar dan kalau pakai magic com ukuran sedeng berati adonan harus dikurangin.

Sila, bila ada yang mau mencoba. Enak kok, hasilnya. *kata aku :))

 

This slideshow requires JavaScript.

 

Jelang midnight,

Antim 24, 5/3/16